Nicolaus Copernicus (nama Polandianya: Nicolaus
Koppernik) adalah astronom, penemu Sistem Matahari atau Sistem Copernicus. Beliau
dikenal sebagai Bapak Astronomi Modern, dokter, dan pengarang. Copernicus
muncul pada saat perkembangan Fisika
bergerak dari metode deduksi ke ekperimen. Sebagai seorang seniman, ia banyak
belajar pengetahuan-pengetahuan lain, seperti matematika, astronomi, yang ia
pelajari di Universitas Bologna. Dalam bidang astronomi Copernicus banyak
belajar dari Novara, seorang ahli ilmu perbintangan yang mendukung sistem
Pythagoras.
Riwayat Hidup
Copernicus dilahirkan pada tanggal 14 Februari 1473 di
kota Torun di tepi sungai Vistula, Polandia. Ayahnya bernama Nicholas
Koppernigk, seorang pedagang kaya dan berpengaruh di Kota Torun, Polandia.
Ibunya bernama Barbara Waczenrode juga berasal dari keluarga kaya. Copernicus
merupakan anak bungsu dan mempunya tiga kakak yaitu Barbara yang menjadi biara,
Katherina, dan Andrew . Pada saat usia 2 tahun ibunya meninggal dunia dan
delapan tahun kemudian bapaknya juga meninggal dunia pada saat Copernicus
berusia 10 tahun. Copernicus dan kakak-kakaknya kemudian asuh oleh pamannya
Lucas Waczenrode yang kemudian menjadi uskup di Ermeland.
Nicolaus memperoleh pendidikan yang baik, menganjurkannya
untuk menjadi imam. Pendidikan Nicolaus dimulai di kampung halamannya, kemudian
menekuni bidang astronomi di Universitas yang terletak di kota Chelmo. Pada
usia 23 tahun mempelajari hukum gereja, kedokteran, dan matematika di berbagai
universitas di Bologna dan Padua, Italia. Nicolaus bergabung dengan astronom
Domenico Maria Novara dan filsuf Pietro Pomponazzi. Pada akhir pendidikannya,
Nicolaus telah menjadi doktor hukum gereja, matematikawan, dan dokter. Ia juga
pakar bahasa Yunani, menjadi orang pertama yang menerjemahkan sebuah dokumen
dari bahasa Yunani langsung ke bahasa Polandia.
Sepulangnya ke Polandia, pamannya melantik dia sebagai
sekretaris, penasihat, dan dokter pribadinya, suatu kedudukan yang bergengsi.
Selama puluhan tahun berikutnya, Nicolaus menjabat berbagai kedudukan
administratif, baik di bidang agama maupun sipil. Meski sangat sibuk, ia
melanjutkan penelitiannya tentang bintang dan planet, mengumpulkan bukti untuk
mendukung suatu teori yang revolusioner bahwa Bumi bukan pusat yang tidak
bergerak dari alam semesta tetapi, sebenarnya, bergerak mengitari Matahari.
Selama puluhan tahun berikutnya, melanjutkan
penelitiannya. Teori ini bertentangan dengan ajaran filsuf yang terpandang,
Aristoteles, dan tidak sejalan dengan kesimpulan matematikawan Yunani,
Ptolemeus. Selain itu, teori Copernicus menyangkal apa yang dianggap sebagai
"fakta" bahwa Matahari terbit di timur dan bergerak melintasi angkasa
untuk terbenam di barat, sedangkan Bumi tetap tidak bergerak.
Copernicus menerbitkan sebuah rangkuman singkat
tentang gagasannya dalam sebuah karya yang disebut Commentariolus. Laporan tentang penelitiannya sampai ke Jerman dan
Roma. Pada awal tahun 1533, Paus Klemens VII mendengar tentang teori
Copernicus. Dan, pada tahun 1536, Kardinal Schönberg menyurati Copernicus,
mendesak dia untuk menerbitkan catatan lengkap gagasannya. Georg Joachim
Rhäticus, seorang profesor di Universitas Wittenberg di Jerman, begitu
penasaran oleh karya Copernicus sampai-sampai ia mengunjungi Copernicus dan
akhirnya menghabiskan waktu bersamanya selama dua tahun. Pada tahun 1542,
Rhäticus membawa pulang sebuah salinan manuskrip itu ke Jerman dan menyerahkannya
kepada seorang tukang cetak bernama Petraeius dan seorang juru tulis sekaligus
korektor tipografi bernama Andreas Osiander untuk dicetak.
Copernicus menghabiskan sebagian besar waktunya tatkala
dewasa selaku staf pegawai Katedral di Frauenburg (istilah Polandia: Frombork),
selaku ahli hukum gerejani. Copernicus tak pernah jadi astronom profesional,
kerja besarnya yang membuat namanya melangit hanyalah berkat kerja sambilan.
Beliau meninggal pada tanggal 24 Mei 1543 di Frauenburg, Prusia Timur, Polandia
dalam usia 70 tahun.
Pemikiran/Penemuan :
Teori yang banyak tentang alam dari Copernicus ditulis
dalam bukunya berjudul De Revolutionibus
Orbium Caelestium, yang diijinkan dicetak semasa hidupnya. Teori tersebut
nampaknya merupakan hasil imaginasi yang sangat panjang tentang
kesulitan-kesulitan teori astronomi pada waktu itu yang masih berdasarkan pada
spekulasi dari ahli-ahli filsafat zaman kuno.
Dalam teorinya, Copernicus menyatakan bahwa Bumi
merupakan suatu planet yang lain, mereka bersama-sama mengelilingi Matahari
dalam garis edar yang berbentuk lingkaran. Hal-hal yang dikemukakan Copernicus
banyak mengandung kebenaran disamping pokok pembicaraannya yang bermutu,
alasan-alasan yang dikemukakan sebagai pengetahuan yang baru.
Teori mengenai alam semesta yang menyatakan bahwa Matahari
sebagai pusat peredaran sedang planet dan bintang berputar mengelilinginya
terkenal dengan sistem heliosentris
sebagai kebalikan dari sistem geosentris.
Bersamaan dengan diterimanya sistem heliosentris tersebut dimulailah periode
baru dalam sejarah perkembangan fisika yang lebih banyak menggunakan metode
ekperimen dan ditinggalkannya metode deduksi dalam mengemukakan suatu pendapat.
Referensi:
Satuan
Acara Perkuliahan (SAP) Sejarah Fisika.
Universitas Nusa Cendana