Suatu media interkatif yang dikembangkan, agar menjadi
media yang baik harus memenuhi beberapa kriteria. Ada beberapa pendapat para
ahli yang memaparkan tentang kriteria kualitas multimedia sebelum digunakan
oleh user.
Pendapat pertama dikemukakan oleh Walker & Hess
(Azhar
Arsyad, 2007:175-176), yang menyatakan bahwa untuk mengetahui kualitas
multimedia pembelajaran harus memperhatikan kriteria sebagai berikut.
1.
Kualitas materi dan tujuan, meliputi: ketepatan, kepentingan, kelengkapan,
keseimbangan, daya tarik, kewajaran, dan kesesuaian dengan situasi siswa.
2.
Kualitas pembelajaran, meliputi: memberikan kesempatan belajar, memberikan
bantuan untuk belajar, kualitas motivasi, fleksibelitas instruksional, hubungan
dengan program pengajaran lainnya, kualitas tes dan penilaiannya, dapat
memberikan dampak bagi guru dan pengajaran.
3.
Kualitas teknis, meliputi: keterbatasan, kemudahan menggunakan, kualitas
tampilan/tayangan, kualitas penanganan respon siswa, kualitas pengelolaan
program, kualitas pendokumentasian, dan kualitas teknis lain yang lebih
spesifik.
Pendapat
selanjutnya menurut Thorn (Hasrul,
2010), terdapat enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif, yaitu:
1.
Kemudahan navigasi. Sebuah multimedia interaktif harus dirancang sesederhana mungkin sehingga siswa dapat
mempelajarinya tanpa harus dengan pengetahuan yang kompleks tentang media.
2.
Kandungan kognisi, dalam artian adanya kandungan pengetahuan yang jelas.
3.
Presentasi informasi. Presentasi informasi digunakan untuk menilai isi dan
program multimedia interaktif itu sendiri.
4.
Integrasi media. Media harus mengintegrasikan aspek pengetahuan dan
keterampilan.
5.
Artistik dan estetika. Untuk menarik minat belajar, maka program harus
mempunyai tampilan yang menarik dan estetika yang baik.
6.
Fungsi secara keseluruhan, dengan kata lain progaram yang dikembangkan
harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta belajar.
Adapun menurut Simonson dan Thompson (Soenarto, 2009) ada
enam aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan MPI (Media
Pembelajaran Interaktif) adalah sebagai berikut:
1.
Umpan balik. Siswa setelah memberikan respon harus memberikan umpan
balik. Umpan balik bisa berupa komentar, pujian, peringatan, atau perintah
tertentu bahwa respon siswa tersebut benar atau salah. Umpan balik akan semakin
menarik dan menambah motivasi belajar apabila disertai ilustrasi suara, gambar
atau video klip. Informasi kemajuan belajar harus juga diberikan kepada siswa baik selama
kegiatan belajarnya atau setelah selesai suatu bagian pelajaran tertentu.
Misalnya adalah pemberitahuan jumlah skor yang benar dari sejumlah soal yang
dikerjakan. Progaram juga perlu memberitahu materi apa yang akan dikerjakan
dengan benar, dan apa saja yang dijawab salah.
2.
Percabangan. Percabangan adalah strategi memberikan beberapa
alternatif jalan yang perlu ditempuh oleh siswa dalam kegiatan belajarnya
melalui progaram MPI. Program memberikan percabangan berdasarkan respon siswa.
Misalnya, siswa yang selalu salah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang
materi tertentu, maka program harus merekomendasikan untuk mempelajari lagi
bagia tersebut. Model percabangan yang lain adalh bisa dikontrol oleh siswa,
yaitu pada saat siswa sedang mempelajari suatu topik, pada bagian tertentu yang
dirsakan sulit bisa diberi tanda khusus sehingga bila diinginkan siswa bisa
memperoleh informasi lebih lanjut dan kemudian kembali ke topik
semula.
3.
Penilaian. Program MPI yang
baik harus dilengkapi dengan aspek penilaian. Untuk mengetahui seberapa jauh
siswa memahami materi yang dipelajari, pada setiap subtopik siswa perlu diberkan
tes atau soal latihan. Hasil penilaian perlu bisa terakomodasi secara otomatis,
sehingga guru bisa memonitor diwaktu yang lain.
4.
Monitoring kemajuan. Program MPI akan lebih efektif bila selalu memberi
informasi kepada siswa pada bagian mana dia sedang belajar, serta apa
yanga akan dipelajari berikutnya dan yang akan dicapai setelah selesai nanti.
Penyampaian tujuan yang jelas pada awal materi akan berkorelasi dengan
pencapaian hasil belajar program MPI. Sebelum mengerjakan suatu materi, siswa
diberi ulasan singkat materi sebelumnya. Dan sbelum mengakhiri, siswa diberi
pula ulasan tentang materi yang akan datang.
5.
Petunjuk. Guru yang baik
adalah yang bisa memberikan petunjuk kepada siswa ke arah pencapaian jawaban
yang benar. Demikian juga program MPI yang efektif adalah yang bisa melakukan
hal seperti itu. Disamping ada petunjuk dalam program MPI agar siswa bisa
menggunakan atau mengoperasikan program secraa individu dengan mudah tanpa
bantuan orang lain. Dan apabila mendapat kesulitan, siswa bisa memanggil “Help”
menu program tersebut.
6.
Tampilan. Desain tampilan
layar monitor meliputi jenis informasi, komponen tampilan, dan keterbacaan. (1)
Jenis informasi yang ditampilkan bisa berupa teks, gambar dan grafik, sedang
untuk multimedia bisa ditambah suara, animasi atau video klip. Tingkat absraksi
gambar/grafik atau simbol perlu disesuaiakan dengan tingkat kemampuan pemakai.
Ilustrasi dan warna bisa menarik perhatian siswa, tetapi bila berlebihan akan
mengecohkan. (2) Komponen tampilan yang perlu dipertimbangkan yaitu
identifikasi tampilan seperti nomor halaman, judul atau sub-judul yang sedang
dipelajari, perintah-perintah seperti maju, mudur, berhenti dan sebagainya. (3)
Ketebacaan tampilan perlu mendapat perhatian. Ukuran huruf hendaknya tidak
terlalu kecil dan jenis huruf juga yang sederhana dan mudah dibaca.
Nah,
berdasarkan penjelasan beberapa teori
tentang kriteria kualitas multimedia di atas, dapat diketahui bahwa kriteria
tentang kualitas multimedia interaktif dalam pembelajaran, dapat dapat
dikategorika dalam tiga aspek yaitu:
aspek pembelajaran, aspek isi/materi, dan aspek media. Aspek pembelajaran
yaitu: dengan penggunaan multimedia interaktif proses pembelajaran menjadi
praktis, efisien, dan menarik. Aspek isi/materi yaitu: dengan
menggunakan multimedia interaktif, materi pelajaran menjadi lebih mudah dan
jelas dipahami peserta didik, dan yang terakhir aspek media yaitu: dengan
menggunakan multimedia interaktif, media yang digunakan dapat memperlancar
proses penyampaian informasi kepada peserta didik.
Ketiga aspek tersebut merupakan aspek utama yang menyusun
multimedia interaktif dan merupakan satu kesatuan yang saling mendukung serta
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jika ketiga aspek tersebut telah
terpenuhi maka multimedia dikatakan layak sebagai media pembelajaran sebab
telah valid dari aspek materinya, praktis dari kemudahan penggunaannya, dan
efektif karena mampu mencapai tujuan pembelajaran.
Sumber:
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran.
Jakarta: Rajawali Pers.
Hasrul. 2010. Langkah-langkah
Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif. Jurnal MEDTEK. Vol. 2,
Nomor 1.
Soenarto, S. 2009. Multimedia
Pembelajaran. Yogyakarta : FT Universitas Negeri Yogyakarta.