Selasa, 14 Juli 2015

Kriteria Penilaian Multimedia Interaktif


Suatu media interkatif yang dikembangkan, agar menjadi media yang baik harus memenuhi beberapa kriteria. Ada beberapa pendapat para ahli yang memaparkan tentang kriteria kualitas multimedia sebelum digunakan oleh user

Pendapat pertama dikemukakan oleh Walker & Hess
(Azhar Arsyad, 2007:175-176), yang menyatakan bahwa untuk mengetahui kualitas multimedia pembelajaran harus memperhatikan kriteria sebagai berikut.
1.    Kualitas materi dan tujuan, meliputi: ketepatan, kepentingan, kelengkapan, keseimbangan, daya tarik, kewajaran, dan kesesuaian dengan situasi siswa.
2.    Kualitas pembelajaran, meliputi: memberikan kesempatan belajar, memberikan bantuan untuk belajar, kualitas motivasi, fleksibelitas instruksional, hubungan dengan program pengajaran lainnya, kualitas tes dan penilaiannya, dapat memberikan dampak bagi guru dan pengajaran.
3.    Kualitas teknis, meliputi: keterbatasan, kemudahan menggunakan, kualitas tampilan/tayangan, kualitas penanganan respon siswa, kualitas pengelolaan program, kualitas pendokumentasian, dan kualitas teknis lain yang lebih spesifik.


Pendapat selanjutnya menurut Thorn (Hasrul, 2010), terdapat enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif, yaitu:
1.    Kemudahan navigasi. Sebuah multimedia interaktif harus dirancang sesederhana mungkin sehingga siswa dapat mempelajarinya tanpa harus dengan pengetahuan yang kompleks tentang media.
2.    Kandungan kognisi, dalam artian adanya kandungan pengetahuan yang jelas.
3.    Presentasi informasi. Presentasi informasi digunakan untuk menilai isi dan program multimedia interaktif itu sendiri.
4.    Integrasi media. Media harus mengintegrasikan aspek pengetahuan dan keterampilan.
5.    Artistik dan estetika. Untuk menarik minat belajar, maka program harus mempunyai tampilan yang menarik dan estetika yang baik.
6.    Fungsi secara keseluruhan, dengan kata lain progaram yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta belajar.

Adapun menurut Simonson dan Thompson (Soenarto, 2009) ada enam aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan MPI (Media Pembelajaran Interaktif)  adalah sebagai berikut:
1.    Umpan balik. Siswa setelah memberikan respon harus memberikan umpan balik. Umpan balik bisa berupa komentar, pujian, peringatan, atau perintah tertentu bahwa respon siswa tersebut benar atau salah. Umpan balik akan semakin menarik dan menambah motivasi belajar apabila disertai ilustrasi suara, gambar atau video klip. Informasi kemajuan belajar harus juga diberikan kepada siswa baik selama kegiatan belajarnya atau setelah selesai suatu bagian pelajaran tertentu. Misalnya adalah pemberitahuan jumlah skor yang benar dari sejumlah soal yang dikerjakan. Progaram juga perlu memberitahu materi apa yang akan dikerjakan dengan benar, dan apa saja yang dijawab salah.
2.    Percabangan. Percabangan adalah strategi memberikan beberapa alternatif jalan yang perlu ditempuh oleh siswa dalam kegiatan belajarnya melalui progaram MPI. Program memberikan percabangan berdasarkan respon siswa. Misalnya, siswa yang selalu salah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang materi tertentu, maka program harus merekomendasikan untuk mempelajari lagi bagia tersebut. Model percabangan yang lain adalh bisa dikontrol oleh siswa, yaitu pada saat siswa sedang mempelajari suatu topik, pada bagian tertentu yang dirsakan sulit bisa diberi tanda khusus sehingga bila diinginkan siswa bisa memperoleh informasi lebih lanjut dan kemudian kembali ke topik semula.  
3.    Penilaian. Program MPI yang baik harus dilengkapi dengan aspek penilaian. Untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami materi yang dipelajari, pada setiap subtopik siswa perlu diberkan tes atau soal latihan. Hasil penilaian perlu bisa terakomodasi secara otomatis, sehingga guru bisa memonitor diwaktu yang lain.
4.    Monitoring kemajuan. Program MPI akan lebih efektif bila selalu memberi informasi kepada siswa  pada bagian mana dia sedang belajar, serta apa yanga akan dipelajari berikutnya dan yang akan dicapai setelah selesai nanti. Penyampaian tujuan yang jelas pada awal materi akan berkorelasi dengan pencapaian hasil belajar program MPI. Sebelum mengerjakan suatu materi, siswa diberi ulasan singkat materi sebelumnya. Dan sbelum mengakhiri, siswa diberi pula ulasan tentang materi yang akan datang.
5.    Petunjuk. Guru yang baik adalah yang bisa memberikan petunjuk kepada siswa ke arah pencapaian jawaban yang benar. Demikian juga program MPI yang efektif adalah yang bisa melakukan hal seperti itu. Disamping ada petunjuk dalam program MPI agar siswa bisa menggunakan atau mengoperasikan program secraa individu dengan mudah tanpa bantuan orang lain. Dan apabila mendapat kesulitan, siswa bisa memanggil “Help” menu program tersebut.
6.    Tampilan. Desain tampilan layar monitor meliputi jenis informasi, komponen tampilan, dan keterbacaan. (1) Jenis informasi yang ditampilkan bisa berupa teks, gambar dan grafik, sedang untuk multimedia bisa ditambah suara, animasi atau video klip. Tingkat absraksi gambar/grafik atau simbol perlu disesuaiakan dengan tingkat kemampuan pemakai. Ilustrasi dan warna bisa menarik perhatian siswa, tetapi bila berlebihan akan mengecohkan. (2) Komponen tampilan yang perlu dipertimbangkan yaitu identifikasi tampilan seperti nomor halaman, judul atau sub-judul yang sedang dipelajari, perintah-perintah seperti maju, mudur, berhenti dan sebagainya. (3) Ketebacaan tampilan perlu mendapat perhatian. Ukuran huruf hendaknya tidak terlalu kecil dan jenis huruf juga yang sederhana dan mudah dibaca.

Nah, berdasarkan penjelasan beberapa teori tentang kriteria kualitas multimedia di atas, dapat diketahui bahwa kriteria tentang kualitas multimedia interaktif dalam pembelajaran, dapat dapat dikategorika dalam tiga aspek yaitu: aspek pembelajaran, aspek isi/materi, dan aspek media. Aspek pembelajaran yaitu: dengan penggunaan multimedia interaktif proses pembelajaran menjadi praktis, efisien, dan menarik. Aspek isi/materi yaitu: dengan menggunakan multimedia interaktif, materi pelajaran menjadi lebih mudah dan jelas dipahami peserta didik, dan yang terakhir aspek media yaitu: dengan menggunakan multimedia interaktif, media yang digunakan dapat memperlancar proses penyampaian informasi kepada peserta didik.

Ketiga aspek tersebut merupakan aspek utama yang menyusun multimedia interaktif dan merupakan satu kesatuan yang saling mendukung serta tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jika ketiga aspek tersebut telah terpenuhi maka multimedia dikatakan layak sebagai media pembelajaran sebab telah valid dari aspek materinya, praktis dari kemudahan penggunaannya, dan efektif karena mampu mencapai tujuan pembelajaran.

Sumber:
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Hasrul. 2010. Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif. Jurnal MEDTEK. Vol. 2, Nomor 1.
Soenarto, S. 2009. Multimedia Pembelajaran. Yogyakarta : FT Universitas Negeri Yogyakarta.

Maksi Klaping Maubuthy

Author & Editor

...........................................................................................