Selasa, 04 Agustus 2015

Aristoteles



Hampir semua orang yang pernah mengeyam bangku pendidikan mengetahui nama Aristoteles. Ia adalah murid seorang ahli filsafat Plato dan guru dari Alexander yang Agung. Ia banyak memberikan pandangan hampir pada semua cabang ilmu pengetahuan, seperti : logika, etika, psikologi, politik, biologi, zoologi, metafisika serta fisika yang banyak berhubungan dengan sejarah perkembangannya. Andilnya dalam cabang-cabang pengetahuan diatas memiliki
pengaruh yang cukup besar; hal tersebut mungkin disebabkan oleh cara-cara Aristoteles mengemukakan pendapat yang banyak didukung oleh logika yang mudah diterima oleh masyarakat pada saat itu/sebagian besar masalah yang dikemukakan merupakan masalah yang telah lama dipelajari. Pemikiran-pemikirannya membuka cakrawala baru bagi filsafat dan ilmu pengetahuan. Dia merupakan salah satu ilmuan pelopor yang memajukan ilmu pengetahuan.

Riwayat Hidup
Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah) pada tahun 384 SM.  Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia bernama Nichomacus. Pada usia 17 tahun, dia menempuh pendidikan pada sekolah Academy yang dipimpin oleh Plato. Pada saat itu dia banyak tidak setuju dengan pendapat gurunya itu. Walau gurunya juga mengakui kecerdasan dan kepandaian muridnya itu tapi mereka tak pernah sepaham. Pertengkaran ini berakhir pada saat Plato meninggal. Bukan menyerahkan Academi kepada Aristoteles, namun dia mengangkat Speussipus. Karena kecewa Aristoteles meninggalkan Academi.

Pada tahun 343 SM Aristoteles mendapat undangan dari raja Makedonia sebagai guru pengajar dari putranya yang bernama Alexander. Dia juga diserahkan kepemimpinan akademi kerajaan Makedonia dan mengajar putra raja lainnya selain Alexander. Alexander ini yang nantinya akan dikenal sebagai Alexander yang Agung yang secara legendaris meluaskan Makedonia dari barat ke timur.

Pada tahun 335 SM Aristoteles kembali ke Athena. Speussipus telah meninggal di kampusnya yang lama Akademi. Sayangnya keterkenalannya tidak membuatnya ditunjuk jadi Dekan. Dekan malah ditunjuk Xenocrates. Karena itu Aristoteles membangun kampus sendiri bernama Lyceum.

323 SM Alexander meninggal, berapa saat kemudian ada banyak anti-Makedonia yang muncul di Athena. Aristoteles terpaksa kabur karena tuduhan keagamaan. Aristoteles kabur namun kira-kira satu tahun kemudian, yaitu tahun 322 SM, dia meninggal karena hal alamiah.

Aristoteles sangatlah penting bagi pengembangan ilmu. Ini dikarenakan dia merupakan salah satu pelopor Ilmu pengetahuan yang paling awal. Dia melakukan kategorisasi dari ilmu pengetahuan. Dia juga salah satu pelopor Ilmu alam dengan Natural Philosophy-nya. Dia juga perintis awal pemikiran yang lebih bersifat empirisme berlawanan dengan pemikiran Plato yang Idealis. Salah satu kontribusi utama Aristoteles dalam filsafat adalah karyanya dari logika, ia menulis enam teks, yang disebut Organon. Meskipun banyak dari karya Aristoteles hilang selama beberapa waktu, Organon tidak. Melalui teks-teks, Aristoteles mengeksplorasi sifat silogisme, cara dimana logika harus dipakai untuk menghindari kesalahan, dan sifat tulisan "commonplaces", yang dapat diadaptasi untuk penggunaan retorika moral. Sepanjang ini, dan semua karya yang lain, seseorang melihat bahwa Aristoteles mencintai klasifikasi dan definisi. Ketika kata-kata sebelumnya tidak ada untuk sebuah fenomena yang logis, Aristoteles membuat mereka, seperti yang dilakukannya dengan kata, silogisme.  Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis, dimana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam sekali seperti Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika (misalnya studi tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi (seni). Memang banyak pemikirannya yang kurang tepat seperti “gigi pria lebih banyak dari gigi wanita.” Namun tetap saja Aristoteles memberikan sumbangan besar bagi ilmu pengetahuan.

Pemikiran/Penemuan :
·         Dalam tulisannya yang berjudul “De Generation et Coruptione“, dia membahas tentang keberadaan dan kepunahan benda-benda, serta membantah adanya kerusakan zat. Sehubungan dengan hal tersebut dia mengemukakan : it is far more reasonable (to assume) that what is should cause the coming to be of what is not than that what is not should cause the being of what is“, yang kurang lebih artinya : “lebih beralasan apabila kita mengatakan bahwa suatu yang menyebabkan keberadaan”; hal yang pertama lebih mudah dimengerti daripada hal yang kedua.Dan selanjutnya : “now that which is being moved is, but that which is coming to be is not;hence, also, motion is prior to coming to be...and we assert that motion causes coming on be” yang kurang lebih artinya : “bahwa apa yang bergerak itu ada, tetapi apa yang akan ada itu tidak ada; dari sini pergerakan itu juga penting bagi keberadaan”.
Di dalam pernyataan diatas Aristoteles mengemukakan bahwa faktor pergerakan merupakan sebab dari suatu keberadaan, disamping itu juga dikemukakan bahwa disamping menyebabkanadanya suatu keberadaan, pergerakan itu juga menyebabkan suatu kemusnahan, dalam hal itu Aristoteles mengemukakan, kita harus mencari dua gerakan sesuai dengan kontradiksi yang ada, baik gerakan yang menyebabkan timbulnya keberadaan maupun gerakan yang menyebabkan timbulnya kemusnahan; dimana gerakan tersebut berlangsung secara terus menerus.
Dari apa yang dikemukakan tersebut Aristoteles memberikan suatu interpretasi bahwa gerakan kontradiksi yang dimaksud adalah gerak lingkaran miring (inclined circle), sebab hanya gerak lingkaran miring yang dapat berlangsung secara terus menerus serta mengandung suatu kontradiksi, yaitu setengah lingkaran naik dan setengah lingkaran turun.Salah satu contoh dari gerakan tersebut dialam semesta adalah gerak Matahari pada ekliptika, pada musim semi menimbulkan adanya keberadaan, pada musim gugur menimbulkan kerusakan.
·         Untuk memperbaiki setiap pendapat yang diajukan, Aristoteles berulangkali mengadakan observasi tentang fakta-fakta yang ada dialam semesta. Misalnya dalam “De Caelo“ dia mengatakan : “The evidence of all the sense uther corroborates this. How else would eclipsesof the moon show segments as we see them? Since it is the interposition of the earth that makes the eclipse, yhe form of this line (i.e.,The earth’s shadow on the moon) will be caused by the form of the earth’s surface, which is therfore spherical”, yang kurang lebih artinya : “Setiap fakta menguatkan pendapat ini, mengapa bayangan Bulan seperti apa yang kita lihat?,....karena Bulan yang berada pada posisis segaris dengan Bumi dipandang dari Matahari menimbulkan gerhana Bulan dimana bentuk-bentuk garis yang tampak pada permukaan Bulan menunjukkan bentuk dari permukaan Bumi yaitu bulat”.
·         Menurut Aristoteles dalam perkembangan ilmu pengetahuan, fakta merupakan suatu hal yang cukup memegang peranan, sebagaimana dikemukakan dalam satu paragraf buku “de generatione et Corruption“, sebagai berikut : “Lack as experience diminishes our power of taking a comprehensive view of the admitted facts. Hence, those who dwell in intimate association with nature and its phenomena grow more and more able to formulate, as the foundation of their theories, principles such as to admit of a wide and coherent development; while those whom devotion to abstract discussions has rendered unobservant of the facts are to redy to dogmatize on the basics of a few observations”, yang artinya kurang lebih : “kurangnya pengalaman, mengurangi pula kemampuan kita dalam memberikan pandangan yang ilmiah tentang fakta yang ada. Dari sini orang-orang selalu memikirkan tentang alam dan gejala pertumbuhannya semakin lebih mampu memberikan pandangan ilmiah, sebagai dasar teori mereka serta prinsip-prinsip yang dapat memberikan dan menimbulkan perkembangan yang lebih luas dan cocok. Sedangkan mereka yang membicarakan masalah-masalah yang abstrak, memberikan fakta-fakta yang tak dapat diamati dan terlalu cepat untuk membuktikan kebenaran hanya berdasar pada beberapa observasi saja”.
·         Pandangan Aristoteles tentang benda-benda jatuh. Dinyatakan oleh Aristoteles, bahwa benda jatuh dari tempat yang tinggi memiliki kecepatan yang tergantung dari beratnya; semakin berat sesuatu benda semakin besar kecepatan jatuhnya.
·         Pandangan Aristoteles mengenai gerak Bumi, Matahari dan planet-planet. Dalam bukunya “De Caelo” (Jilid II Bab.XIV), dikemukakan bahwa : “Heavy bodies forcibly thrown quite stright upward return to the point from which they started even if they be thrown to an infinite (!) distance”, yang artinya kurang lebih : “benda-benda yang berat terpaksa memantul keatas bila benda tersebut dijatuhkan; walaupun gerak pantul tersebut tidak sampai pada jarak semula. Atas dasar kenyataan tersebut Aristoteles menyimpulkan bahwa Bumi tidak bergerak dengan proses lain kecuali pada sumbunya. Dia beranggapan bahwa Matahari, planet-planet dan bintang-bintang secara konsentris berputar mengelilingi Bumi sebagai pusatnya.Pendapat ini terkenal sebagai pandangan geosentris yang merupakan belenggu dari perkembangan ilmu pengetahuan sampai abad berikutnya.
·         Aristoteles juga termasuk pengamat dari teori empat unsur dasar seperti yang dikemukakan oleh Empedocles.dalam hal ini Aristoteles mengemukakan : “ Alam ini terdiri dari unsur tanah yang kering dan dingin, unsur air yang dingin dan basah, unsur udara yang basah dan panas serta unsur api yang panas dan kering”.
·         Di bidang ilmu alam, Aristoteles merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan analisa kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam.
·         Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Pemikiran lainnya adalah tentang gerak dimana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis.  Karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan.  
·         Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).
·         Hal lain dalam kerangka berpikir yang menjadi sumbangan penting Aristoteles adalah silogisme yang dapat digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru yang tepat dari dua kebenaran yang telah ada. Misalkan ada dua pernyataan (premis) :
-          Setiap manusia pasti akan mati (premis mayor).
-          Sokrates adalah manusa (premis minor) 
-          Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates pasti akan mati
·         Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki.
·         Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku Poetike.  Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.  Ia mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil chatarsis disertai dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar.  Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut. Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan.  Aristoteles juga mendefinisikan pengertian sejarah yaitu Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.
·         Dalam karyanya pada metafisika, Aristoteles mencoba untuk menentukan penyebab keberadaan setiap hal yang dapat diamati. Ia mendefinisikan beberapa set penyebab, dan selanjutnya menjelajahi make-up fisik alam semesta sebagai campuran dari beberapa bentuk materi, seperti air dan api.
·         Dalam etika, karya Aristoteles yang paling terkenal adalah Etika Niomachean yang memperlakukan cara di mana manusia bisa berbudi luhur. Aristoteles percaya bahwa seseorang tidak bisa hanya mempelajari apa yang baik, tetapi juga harus baik dengan melakukan perbuatan saleh. Ia mengklasifikasikan apa yang merupakan kebajikan, bagaimana setiap kebajikan dibandingkan dengan kebajikan lain, dan langkah-langkah apa untuk menjadi orang yang berbudi luhur.

Maksi Klaping Maubuthy

Author & Editor

...........................................................................................