Kemp
& Dayton (Azhar Arsyad, 2006:21) memberikan penjelasan tentang manfaat
media pembelajaran yang dirinci menjadi delapan yaitu: (1) penyampaian
pembelajaran menjadi lebih baku; (2) pembelajaran menjadi lebih menarik; (3)
pembelajaran lebih interaktif, (4) mempersingkat waktu penyajian pembelajaran;
(5) meningkatkan kualitas hasil belajar; (6) pembelajaran bisa diberikan kapan
saja dan dimana saja; (7) sikap positif kepada yang dipelajari; dan (8) peran
pendidik berubah kearah positif.
Sudjana
dan Rifai dalam Sukiman (2012:43) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam
proses belajar peserta didik, yaitu (1) pembelajaran akan lebih menarik
perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (2) bahan
pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
peserta didik dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
(3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan
guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam
pembelajaran; (4) peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar
sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemostrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Adapun
menurut Sadiman, dkk. (2010: 17-18) menyampaikan kegunaan media pendidikan
secara umum sebagai berikut: (1) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu
bersifat visual; (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera
seperti; (3) penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik dimana media pendidikan berguna meningkatkan
kegairahan belajar; memungkinkan peserta didik belajar sendiri berdasarkan
minat dan kemampuannya; dan memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara
peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan; (4) memberikan rangsangan yang
sama, dapat menyamakan pengalaman dan presepsi peserta didik terhadap isi
pelajaran; (5) media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.
Lebih lanjut
Daryanto (2010:52) berpendapat bahwa, apabila multimedia pembelajaran dipilih,
dikembangkan dan digunakan secara tepat dan baik, akan memberi manfaat yang
sangat besar bagi para pendidik dan peserta didik diantaranya adalah proses
pembelajaran menjadi lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar
dapat dikurangi, kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan dan proses
belajar mengajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja, serta sikap belajar
peserta didik dapat ditingkatkan. Senada dengan itu, Bambang Warsita (2008:36) mengungkapkan bahwa keistimewaan
yang ditampilkan teknologi multimedia khususnya dengan menggunakan komputer
dengan spesifikasi tinggi, yakni adanya interaktivitas peserta didik yang
tinggi dengan berbagai macam sumber belajar.
Manfaat-manfaat ini senada dengan kesimpulan beberapa
penelitian,
diantaranya penelitian Wiyono & Liliasari (2010) tentang Pengembangan Model
Multimedia Interaktif Adaptif Pendahuluan Fisika Zat Padat (MIA-PIZA) yang
berkesimpulan bahwa model pembelajaran multimedia interaktif adaptif
mempermudah mahasiswa dalam mempelajari konsep-konsep pendahuluan fisika zat
padat yang bersifat abstrak dan mikroskopik, karena model yang dikembangkan
dapat mengadaptasi perbedaan gaya belajar siswa.
Kemudian penelitian yang dilakukan Pujawan (2010) tentang
Pengembangan Multimedia Interaktif Pembelajaran Animasi Berbasis Inkuiri untuk Siswa Kelas XI Multimedia SMK TI Bali Global Singaraja yang mendapatkan kesimpulan bahwa
multimedia interaktif pembelajaran animasi berbasis inkuiri ternyata dapat
mmeningkatkan hasil belajar siswa.
Selanjutnya hasil penelitian Mulyadi (2010)
tentang Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif CAI
Model Instructional Games Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X2 SMA Negeri
Cimahi diperoleh hasil bahwa hampir
seluruh siswa memberikan respon positif mengenai pembelajaran yang menggunakan
multimedia pembelajaran instructional games, dalam konteks dapat membawa
manfaat, menarik, dan bisa meningkatkan motivasi belajar siswa.
Lebih lanjut berdasarkan hasil penelitian I Gusti Putu
Hardi Yudana (2011) diperoleh hasil bahwa efektivitas multimedia interaktif
terhadap hasil belajar IPA peserta didik lebih baik daripada power point begitu
juga dengan pencapaian KKM. Hal ini dikarenakan aplikasi microsof powerpoint
umumnya bersifat satu arah sehingga kurang dapat memberikan aktivitas pada siswa
dimana siswa hanya dapat menyimak materi yang disajikan, sedangkan penggunaan
multimedia interaktif menyebabkan peserta didik tidak hanya menyimak tetapi
harus juga memilih sendiri konten yang akan dipelajari yang telah termuat dalam
menu-menu pada multimedia tersebut, sehingga pembelajaran lebih interaktif
antara siswa dengan medianya.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Vuriyanti (2012)
tentang Pengembangan Media Interaktif Permainan Kartu Berjenjang untuk
Pembelajaran Membaca Aksara Jawa Siswa Kelas VII SMP, ia menyimpulakan bahwa media ini dapat digunakan untuk melatih kemandirian dan kreatifitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran membaca aksara Jawa. Adanya media interaktif juga dapat
membantu siswa untuk belajara sesuai dengan alur yang mereka inginkan. Media
interaktif ini dapat pula digunakan oleh guru sebagai alternatif media
pembelajaran membaca aksara Jawa pada mata pelajaran Bahasa Daerah. Media juga
dapat dimanfaatkan sebagai media belajar tambahan dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga guru murni sebagai fasilitator.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa multimedia
interaktif dapat mensimulasikan suatu objek yang abstrak, membuat pembelajaran
lebih interaktif, menjadi bahan pembelajaran tambahan untuk siswa dapat belajar
mandiri, serta dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Secara umum manfaat
yang dapat diperoleh dengan menggunakan multimedia interaktif dalam
pembelajaran adalah dapat meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi,
memfasilitasi belajar aktif, memfasilitasi belajar eksperimental, memudahkan
peserta didik untuk memahami konsep, konsisten dengan belajar yang berpusat
pada peserta didik, dan memandu untuk belajar. Disamping itu dengan menggunakan
multimedia interaktif dapat berpotensial untuk menciptakan
gaya belajar multisensori dan pada saat yang bersamaan mendorong peserta didik
untuk mengeluarkan gaya belajar mereka sebanyak mungkin dengan penekanan khusus
pada keterlibatan berbagai indera.
Arsyad, A. 2011. Media
Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Daryanto. 2013. Media
Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran.
Yogyakarta: Gava Media.
Pujawan, K. A. H. 2010. Pengembangan Multimedia Interaktif Pembelajaran Animasi
Berbasis Inkuiri Untuk Siswa Kelas XI Multimedia SMK TI Bali Global Singaraja. Ejurnal, http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_tp/article/download/294/88.
Diakses : 28 Juni 2013.
Sadiman, A. S., Raharjo., Anung H., dan Rahardjito. 2010. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sukiman. 2012. Pengembangan
Media Pembelajran. Yogyakarta: Pedagogia.
Vuryanti, D. 2012. Pengembangan Media Interaktif Permainan Kartu Berjenjang untuk Pembelajaran
Membaca Aksara Jawa Siswa Kelas VII SMP.
Ejurnal, http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel3249C68ED223194873A75
2722EF7A3EB.pdf. Diakses : 28 Juni 2013.
Warsita, B. 2008. Teknologi
Pembelajaran: Landasan & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Wiyono, K,. Liliasari. 2010. Pengembangan Model Multimedia Interaktif Adaptif
Pendahuluan Fisika Zat Padat (MIA-PIZA).
Ejurnal, http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpf/article/download/41/18.
Diakses : 28 Juni 2013.
Yudana, I G. P. H. 2011. Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
SMP. Tugas akhir tidak dipublikasi, PPs Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.