Kamis, 30 Agustus 2012

Model Pembelajaran Tematik

Model Pembelajaran Tematik

Latar Belakang Pembelajaran Tematik
Peserta didik pada Sekolah Dasar yang duduk di kelas-kelas awal (kelas I, II & III) berada dalam rentangan usia dini. Pada usia dini, seluruh aspek perkembangan kecerdasan anak (IQ, EQ dan SQ) tumbuh dan berkembang sangat luar biasa cepat sehingga usia ini sering disebut usia emas (golden age) dalam perkembangan anak.
Dalam aspek perkembangan kognitif (berdasarkan teori/tahap perkembangan kognitif Piaget), anak usia ini berada pada tahap transisi dari tahap pra operasi ke tahap operasi konkrit. Piaget, dalam hal ini, menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya. Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata, yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap berbagai obyek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang obyek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan obyek dengan konsep yang sudah ada dalam pikirannya) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep dalam pikiran untuk menafsirkan obyek). Proses belajar anak tidak sekedar menghafal konsep-konsep dan fakta-fakta, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang lebih utuh. Belajar dimaknai sebagai proses interaksi dari anak dengan lingkungannya. Anak belajar dari halhal yang konkrit, yakni yang dapat dilihat, didengar, diraba dan dibaui. Hal ini sejalan dengan falsafah konstruksivisme yang menyatakan bahwa manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan ini tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak. Sejalan dengan tahapan perkembangan dan karakteristik cara anak belajar tersebut, maka pendekatan pembelajaran siswa SD kelas-kelas awal adalah pembelajaran tematik.
Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Tematik.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Sebagai salah satu pendekatan pembelajaran, pembelajaran tematik memiliki sejumlah ciri/karakteristik, yaitu :
  • Berpusat pada siswa
  • Memberikan pengalaman langsung
  • Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas
  • Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
  • Bersifat fleksibel
  • Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
  • Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Rambu-Rambu Pembelajaran Tematik
  • Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan
  • Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester
  • Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan.
  • Kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan, dibelajarkan dengan cara tersendiri.
  • Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu, harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.
  • Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis dan berhitung serta pemahaman nilai-nilai moral
  • Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, lingkungan dan daerah setempat.
Pengertian dan Jenis-Jenis Tema
Yang dimaksud dengan tema menurut Poerwadarminta (1983) adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Penggunaan tema dimaksudkan sebagai wadah/alat agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara lebih utuh, bermakna, mudah dan jelas. Dalam konteks pembelajaran di SD tersedia berbagai jenis tema yang dapat dipilih, seperti diri sendiri, keluarga, lingkungan, transportasi, kesehatan, kebersihan dan keamanan, hewan dan tumbuh-tumbuhan, pekerjaan, gejala alam dan peristiwa, rekreasi, negara dan alat komunikasi.
Prinsip Pemilihan Tema
Pemilihan tema hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
  • Kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari yang terdekat kepada tema yang semakin jauh dari kehidupan anak
  • Kesederhanaan, tema hendaknya dipilih mulai dari yang mudah/sederhana sampai kepada yang lebih rumit bagi anak
  • Kemenarikan, artinya tema hendaknya dipilih tema yang menarik minat anak
  • Kekonkritan, artinya tema yang dipilih hendaknya bersifat konkrit.
  • Sesuai dengan tingkat perkembangan anak
Alokasi Waktu Pembelajaran Tematik
Alokasi waktu yang tersedia untuk pembelajaran tematik adalah 27 jam pelajaran dalam satu minggu, dengan jatah waktu untuk masing-masing mata pelajaran adalah :
  • 1. 15% untuk agama
  • 2. 50% untuk membaca, menulis dan berhitung (calistung)
  • 3. 35% untuk Pendidikan Kewarganegaraan, IPS, Pengetahuan Alam, Kertakes dan Penjas.
Perlu diketahui bahwa untuk kelas I, II dan III tidak dikenal penjadualan mata pelajaran. Jika terdapat indikator dalam berbagai matapelajaran yang tidak dapat dipadukan dalam tema maka guru dapat membuat tema khusus untuk indikator tersebut. Matapelajaran agama yang memiliki karaktristik khusus dapat diserahkan kepada guru agama, demikian pula mata pelajaran pendidikan jasmani.
Tahap Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Persiapan pelaksanaan pembelajaran tematik terdiri atas beberapa tahap, yaitu :
1. Pemetaan Kompetensi Dasar
Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dari berbagai matapelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Penjabaran standar kompetensi, kompetensi dasar ke dalam indikator
Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap matapelajaran ke dalam indikator, dengan memperhatikan hal-hal berikut :
  • Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
  • Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
  • Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diamati
b. Penentuan tema, dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu :
  • Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai
  • Menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, dilanjutkan dengan mengidentifikasi kompetensi dasar dari berbagai matapelajaran yang cocok dengan tema yang telah ada. Untuk menentukan tema tersebut guru dapat bekerjasama dengan siswa sehingga sesuai dengan minat siswa.
c. Identifikasi dan analisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
2. Menetapkan Jaringan Tema
Pembuatan jaringan tema dilakukan dengan cara menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap matapelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia untuk setiap tema
3. Penyusunan Silabus Pembelajaran Tematik
Hasil seluruh proses yang dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran, guru perlu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP ini merupakan realisasi yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen RPP tematik meliputi :
  • Identitas Mata Pelajaran yaitu nama matapelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pelajaran yang dialokasikan
  • Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan
  • Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator
  • Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkrit yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini terdiri atas kegiatan pembukaan, inti dan penutup
  • Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai
  • Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan) untuk menilai pencapaian belajar peserta didikserta tindak lanjut hasil penilaian
Dikutip dari Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar.

Markus Maubuthy

Author & Editor

...........................................................................................