Model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) ini berasal dari teori belajar kontruktivisme. Lapono (2010) menyatakan “teori konstruktivisme dalam pembelajaran didasari oleh kenyataan bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi kembali pengalaman atau pengetahuan yang dimilikinya”. Ini berarti siswa sendiri yang harus menemukan pengetahuan atau konsep, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berusaha dengan ide-ide. Hubungan model POE dengan teori kontruktivisme yaitu menganggap bahwa siswa dengan pengetahuan yang telah mereka miliki akan dapat mengembangkan kemampuan atau pengetahuannya itu.
Prediction-Observation-Explanation
(POE) dikembangkan oleh White and Gunstone (1992) sebagai strategi pembelajaran
yang digunanakan dalam pembelajaran sains. POE mewajibkan tiga task untuk
dilakukan. Pertama, stratergi ini
membantu untuk membuka prediksi masing-masing siswa terhadap suatu kejadian,
dan alasan mereka atas prediksi tersebut. Kedua,
siswa menggambarkan apa yang mereka lihat dalam demonstasi. Ketiga, siswa harus mencocokan konflik
antara prediksi dan hasil observasi mereka.
1. Predict
Predict merupakan suatu proses membuat dugaan
terhadap suatu peristiwa atau fenomena. Siswa akan meramalkan jawaban suatu
permasalahan yang diberikan guru, menuliskan ramalan tersebut beserta
alasannya. Siswa menyusun dugaan awal berdasarkan pengetahuan awal yang mereka
miliki.
Umumnya dalam membuat sebuah prediksi terdapat dua langkah, yakni:
1.
Membangun sebuah model sistem.
Untuk
menjelaskan “what happen, how, and why”
dalam sebuah sistem, salah satu caranya adalah dengan cara membangun model
sistem untuk komposisi sistem dan cara kerjanya. Biasanya, sebuah model sistem
ini dibangun dengan cara mengaplikasikan teori-teori umum dalam sistem yang
spesifik.
2.
Menggunakan If-Then Logic.
Pada
tahap ini, siswa melakukan mental
experiment menggunakan logika “JIKA-MAKA” terhadap model sistem yang telah
dibuatnya untuk menghasilkan sebuah prediksi, dengan menalar bahwa, “JIKA
sistem berperilaku seperti yang saya duga (sesuai dengan Model sistem), MAKA
prediksi saya (ekspektasi secara logika) bahwa SESUATU akan terjadi dan SESUATU
akan teramati. Seseorang dapat berprediksi menggunakan logika JIKA-MAKA dalam
beberapa cara, yakni: (1) Model-based
deduction, yaitu menggunakan logika deduktif; (2) Model-based simulation, contoh dengan menggunakan simulasi
komputer; dan (3) experience-based
induction, yakni dengan mengasumsikan apa yang terjadi sebelumnya, pada
kondisi yang sama, akan terjadi lagi.
Dalam POE ini, prediksi oleh siswa lebih didasarkan pada model-based deduction dan experience-based induction.
2. Observe
Observe merupakan kegiatan pengamatan Pada
tahap ini, siswa melakukan pengamatan mengenai apa yang terjadi. Siswa dapat
mengadakan praktikum, memperhatikan demonstrasi, melihat video, atau kegiatan
pengamatan lainnnya, kemudian mencatat apa yang mereka amati. Tahapan ini hanya
berisikan eksperimen dan observasi yang terisolasi dari apapun yang telah siswa
pikirkan pada tahap Predict. Hal ini ditekankan
pada scientific ideal of objective
observation, jadi siswa mengetahui apa yang benar-benar terjadi pada
realitanya, tidak terbiaskan oleh apa yang mereka ekspektasikan untuk terjadi.
3. Explain
Explain merupakan kegiatan siswa membandingkan
hasil observasi dengan prediksi mereka, dan menjelaskan kesesuaian antara
prediksi dengan hasil observasi.
Selama proses Predict hingga Explain,
siswa dapat berdiskusi satu sama lain dalam kelompok kecil atau disikusi kelas
tentang alasan prediksi mereka atau penjelasan mengenai hasil observasi yang
telah terjadi. Tujuannya bisa untuk mempengaruhi orang lain atau hanya sebatas
kooperatif sharing mengenai ide-ide
untuk memperluas pengetahuan.
Prinsip yang mendasari pelaksanaan POE
adalah: (1) jika siswa
tidak diminta untuk terlebih dahulu memprediksi apa yang akan terjadi, mereka mungkin tidak mengobservasi dengan sungguh-sungguh; (2) menulis
prediksi mereka memotivasi siswa untuk ingin tahu jawaban yang sebenarnya; (3) meminta
siswa menjelaskan alasan untuk prediksi mereka memberikan petunjuk bagi guru
tentang pengetahuian siswa. Hal ini bisa berguna untuk mengungkapkan
miskonsepsi atau meningkatkan pemahaman siswa serta menyediakan
informasi untuk pengambilan keputusan terkait pembelajaran selanjutnya; (4) menjelaskan dan
mengevaluasi prediksi mereka serta mendengarkan prediksi teman-teman membantu
siswa untuk mulai mengevaluasi pengetahuan mereka dan membangun
pengertian-pengertian yang baru.