Minggu, 26 Agustus 2012

Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif



Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif



Landasan Pengembangan Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif 
Pada awalnya, model pembelajaran kreatif dan produktif khusus dirancang untuk pembelajaran apresiasi sastra. Namun pada perkembangannya kemudian, dengan berbagai modifikasi, model ini dapat digunakan untuk pembelajaran berbagai bidang studi.
Jika pada awalnya model ini disebut sebagai Strategi Strata (Wardani, 1981), maka setelah berbagai modifikasi, model ini diberi label Pembelajaran Kreatif dan Produktif. Sesuai dengan nama yang baru, model ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran, baik di jenjang pendidikan dasar dan menengah, maupun pada jenjang pendidikan tinggi.
Pembelajaran kreatif dan produktif antara lain: belajar aktif, kreatif, konstruktif, serta kolaboratif dan kooperatif. Karakteristik penting dari setiap pendekatan tersebut diintegrasikan sehingga menghasilkan satu model yang memungkinkan mahasiswa mengembangkan kreativitas untuk menghasilkan produk yang bersumber dari pemahamanmereka terhadap konsep yang sedang dikaji.
Beberapa karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Keterlibatan pebelajar secara intelektual dan emosional dalam pembelajaran. Keterlibatan ini difasilitasi melalui pemberian kesempatan kepada pebelajar untukmelakukan eksplorasi dari konsep bidang ilmu yang sedang dikaji serta menafsirkan hasil ekplorasi tersebut. 
  2. Pebelajar didorong untuk menemukan/mengkonstruksi sendiri konsep yang sedang dikaji melalui penafsiran yang dilakukan dengan berbagai cara, seperti observasi, diskusi, atau percobaan. Dengan cara ini, konsep tidak ditransfer oleh pembelajar kepada pebelajar, tetapi dibentuk sendiri oleh pebelajar berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang terjadi ketika melakukan eksplorasi serta interpretasi. 
  3. Pebelajar diberi kesempatan untuk bertanggung jawab menyelesaikan tugas bersama. Kesempatan ini diberikan melalui kegiatan eksplorasi, interpretasi, dan rekreasi. Di samping itu, pebelajar juga mendapat kesempatan untuk membantu temannya dalam menyelesaikan satu tugas. Kebersamaan, baik dalam eksplorasi, interpretasi, serta rekreasi dan pemajangan hasil merupakan arena interaksi yang memperkaya pengalaman. 
  4. Pada dasarnya, untuk menjadi kreatif, seseorang harus bekerja keras, berdedikasi tinggi, antusias, serta percaya diri (Erwin Segal, dalam Black, 2003). Dalam konteks pembelajaran, kreativitas dapat ditumbuhkan dengan menciptakan suasana kelas yang memungkinkan pebelajar dan pembelajar merasa bebas mengkaji dan mengeksplorasi topik-topik penting kurikulum. Pembelajar mengajukan pertanyaan yang membuat pebelajar berpikir keras, kemudian mengejar pendapat pebelajar tentang ide-ide besar dari berbagai perspektif. Pembelajar juga mendorong pebelajar untuk menunjukkan/mendemonstrasikan pemahamannya tentang topik-topik penting dalam kurikulum menurut caranya sendiri (Black, 2003).
Tujuan (Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring) Pembelajaran Kreatif dan Produktif.
Dampak instruksional yang dapat dicapai melalui model pembelajaran ini antara lain :
  • pemahaman terhadap suatu nilai, konsep, atau masalah tertentu,
  • kemampuan menerapan konsep / memecahkan masalah, serta
  • kemampuan mengkreasikan sesuatu berdasarkan pemahaman tersebut.
Dari segi dampak pengiring (nurturant effects), melalui model pembelajaran kreatif dan produktif diharapkan dapat dibentuk kemampuan berpikir kritis dan kreatif, bertanggungjawab, serta bekerja sama, yang semuanya merupakan tujuan pembelajaran jangka panjang. Tentu saja dampak pengiring hanya mungkin terbentuk, jika kesempatan untuk mencapai/menghayati berbagai kemampuan tersebut memang benar-benar disediakan secara memadai. Hal itu akan tercapai, jika model pembelajaran ini diterapkan secara benar dan memadai.
Kegiatan Pembelajaran Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif.
Pada dasarnya, kegiatan pembelajaran dibagi menjadi empat langkah, yaitu: orientasi, eksplorasi, interpretasi, dan rekreasi. Setiap langkah dapat dikembangkan lebih lanjut oleh para pembelajar, dengan berpegang pada hakikat setiap langkah, sebagai berikut: 
  1. Orientasi. Sebagaimana halnya dalam setiap pembelajaran, kegiatan pembelajaran diawali dengan orientasi untuk mengkomunikasikan dan menyepakati tugas dan langkah pembelajaran. Pembelajar mengkomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkah, hasil akhir yang diharapkan dari pebelajar, serta penilaian yang akan diterapkan pada mata pelajaran yang akan berjalan. Pada kesempatan ini pebelajar diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya tentang langkah/cara kerja serta hasil penilaian yang ditawarkan oleh pembelajar, dan diharapkan terjadinya negosiasi tentang aspek-aspek tersebut.  
  2. Eksplorasi. Pada tahap ini, pebelajar melakukan eksplorasi terhadap masalah/konsep yang akan dikaji. Eskplorasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti membaca, melakukan observasi, wawancara, menonton suatu pertunjukan, melakukan percobaan, browsing lewat internet, dan sebagainya. Kegiatan ini dapat dilakukan baik secara individual maupun kelompok. Waktu untuk eksplorasi disesuaikan dengan luasnya bidang yang harus dieksplorasi. Eksplorasi yang memerlukan waktu lama dilakukan di luar jam kuliah, sedangkan eksplorasi yang singkat dapat dilakukan pada jam kuliah. Agar eksplorasi menjadi terarah, panduan singkat sebaiknya disiapkan oleh pembelajar. Panduan harus memuat tujuan, materi, waktu, cara kerja, serta hasil akhir yang diharapkan. 
  3. Interpretasi. Dalam tahap Interpretasi, hasil eksplorasi diinterpretasikan melalui kegiatan analisis, diskusi, tanya jawab, atau bahkan berupa percobaan kembali, jika hal itu memang diperlukan. Interpretasi sebaiknya dilakukan pada jam tatap muka, meskipun persiapannya sudah dilakukan oleh pebelajar di luar jam tatap muka. Jika eksplorasi dilakukan oleh kelompok, setiap kelompok menyajikan hasil interpretasinya tersebut di depan kelas dengan caranya masing-masing, diikuti oleh tanggapan dari mahasiswa lain. Pada akhir tahap interpretasi, diharapkan semua pebelajar sudah memahami konsep/topik/masalah yang dikaji. 
  4. Re-Kreasi. Pada tahap rekreasi, pebelajar ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu yang mencerminkan hasil interpretasinya terhadap konsep/topik/masalah yang dikaji menurut kreasinya masing-masing. Rekreasi dapat dilakukan secara individual atau kelompok sesuai dengan pilihan pebelajar. Hasil rekreasi merupakan produk kreatif yang dapat dipresentasikan, dipajang, atau ditindaklanjuti.
Evaluasi Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif
Evaluasi belajar dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaran. Selama proses pembelajaran, evaluasi dilakukan dengan mengamati sikap dan kemampuan berpikir mahasiswa. Kesungguhan mengerjakan tugas, hasil eksplorasi, kemampuan berpikir kritis dan logis dalam memberikan pandangan/argumentasi, kemauan untuk bekerja sama dan memikul tanggung jawab bersama, merupakan contoh aspek-aspek yang dapat dinilai selama proses pembelajaran. Evaluasi pada akhir pembelajaran adalah evaluasi terhadap produk kreatif yang dihasilkan pebelajar, yang kriteria penilaiannya dapat disepakati bersama pada waktu orientasi.
Kelemahan Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif
Model pembelajaran kreatif dan produktif tidak terlepas dari kelemahan di samping kekuatan yang dimilikinya. Kelemahan tersebut, antara lain, terkait dengan kesiapan pembelajar dan pebelajar untuk terlibat dalam suatu model pembelajaran yang memang sangat berbeda dari pembelajaran tradisional. Pembelajar yang terbiasa berperan dominan sebagai sumber pesan, mungkin memerlukan waktu untuk dapat secara berangsur-angsur mengubah kebiasaan tersebut. Ketidaksiapan pembelajar untuk mengelola pembelajaran seperti ini dapat diatasi dengan pelatihan yang kemudian disertai dengan kemauan yang kuat untuk menngujicobakannya. Sementara itu, ketidaksiapan pebelajar dapat diatasi dengan menyediakan panduan yang, antara lain, memuat cara kerja yang jelas, petunjuk tentang sumber yang dapat dieksplorasi, serta deskripsi tentang hasil akhir yang diharapkan. Kendala pembelajaran model kreatif dan produktif memerlukan waktu yang cukup panjang dan fleksibel, meskipun untuk topik-topik tertentu, waktu yang diperlukan mungkin cukup dua kali tatap muka ditambah dengan kegiatan terstruktur dan mandiri.
Terlepas dari kelemahannya, model pembelajaran kreatif dan produktif mempunyai kelebihan seperti yang sudah dideskripsikan dalam dampak instruksional dan dampak pengiring. Jika kelemahan dapat diminimalkan, maka kekuatan model ini akan membuahkan proses dan hasil belajar yang dapat memacu kreativitas, sekaligusmeningkatkan kualitas pembelajaran.

Dikutip dari Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)
Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24
Universitas Negeri Makassar

Markus Maubuthy

Author & Editor

...........................................................................................