Minggu, 05 Juni 2016

Kesalahan Umum dalam Menilai menggunakan Rubrik


Rubrik merupakan seperangkat aturan/pedoman yang terdiri dari kriteria kinerja (performance criteria) dan skala penilaian (rating scale) untuk membedakan level kecakapan siswa yang digunakan sebagai acuan untuk menilai kualitas dari performa siswa sehingga penilaian tersebut tetap konsisten. 
Namun dalam proses penilaiannya, tetap saja sering terjadi kesalahan. Kesalahan umum yang sering terjadi antara lain:
  •  Leniency error, terjadi ketika seorang penilai cenderung menilai semua kategori pada level tinggi, menghindari level rendah.
  • Severity error, adalah kesalahan yang berlawanan dari leniency error.
  •  Central tendency error, terjadi ketika seorang penilai ragu atau takut menggunakan extremes scale (tinggi atau rendah) and hanya menggunakan middle scale (skala penilaian diantara paling tinggi dan paling rendah).
  • Halo effect, terjadi ketika kesan umum seorang penilai terhadap seorang peserta ikut mempengaruhi penilainnya.
  • Personal bias, muncul jika seorang penilai cenderung menilai berdasarkan stereotip yang tidak relevan dari peserta, misalkan menilai pria lebih bagus daripada wanita, berkulit putih lebih bagus daripada yang lainnya, penilaian berdasarkan suku atau agama, dan lain sebagainya.
  •  A logical error, terjadi jika penilai memberikan nilai yang sama pada dua atau lebih dimensi dari performa yang diyakininya secara logika saling berhubungan padahal pada faktanya tidak berhubungan sama sekali.
  • Rater drift, muncul ketika dalam penilaian, penilai mendefenisikan sendiri isi rubrik berdasarkan pemahaman mereka.
  • Reliability decay, merupakan kesalahan instrumen dimana instrumen penilaian tidak dapat memberikan hasil yang konsisten.




Rabu, 10 Februari 2016

Miskonsepsi Gaya Apung



Saat kita mengangkat benda di dalam air akan terasa lebih enteng daripada mengangkat benda di udara. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Banyak yang akan menjawab, “karena berat benda yang berada dalam air lebih kecil daripada berat benda di udara”. Atau, “berat benda berkurang ketika dimasukan ke dalam air”. Benarkah?



Untuk menjawabnya mari kita ingat kembali, apa itu berat? Berat benda (w) merupakan gaya yang dialami benda akibat pengaruh gaya tarik bumi (gaya gravitasi). Besar gaya tersebut bergantung pada massa benda  (m) dan besar percepatan gravitasi (g) di tempat beda tersebut berada.

w = m . g 

Hal ini menunjukkan bahwa berat benda akan selalu tetap selama massa benda dan percepatan gravitasi tidak berubah. Berat yang terukur dari sebuah benda dalam zat cair merupakan berat semu yang merupakan resultan gaya berat benda (wb) dan gaya apung/gaya ke atas (Fa), karena sesuai dengan hukum Archimedes, “sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas sebesar berat zat cair yang dipindahkannya”,


di mana besar gaya apung bergantung pada massa jenis zat fluida (zat cair), besar percepatan gravitasi, dan volume zat cair yang terdesak oleh volume benda yang tercelup.


Sebenarnya berat benda diukur menggunakan dinamometer di udara sekalipun adalah berat semu, namun karena massa jenis udara sangat kecil, gaya apungnya juga kecil sehingga diabaikan.  Jadi, merupakan suatu kekeliruan jika dikatakan berat benda berkurang ketika dimasukan ke dalam zat cair.